Jurnal Mitrasehat https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a <p style="text-align: justify;"><strong>Jurnal Mitrasehat</strong> merupakan jurnal berkala ilmiah yang diterbitkan setiap tiga bulan sekali pada bulan <strong>Februari,</strong> <strong>Mei, Agustus</strong> dan <strong>November </strong>oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakata (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar sejak tahun 2011, dengan p-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1320899661" target="_blank" rel="noopener"><strong>2089-2551</strong></a> dan e-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1516079301" target="_blank" rel="noopener"><strong>2615-143X</strong></a>. Jurnal ini bekerjasama dengan Lembaga Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Pengurus Daerah Sulawesi Selatan dan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) Regional XII Sulawesi.</p> <p style="text-align: justify;">Jurnal ini menerima tulisan ilmiah berupa laporan penelitian (<em>original article research paper) </em>dan hasil-hasil pemikiran ilmiah dengan fokus dan scope meliputi <strong>Ilmu Kesehatan Masyarakat</strong> yakni Epidemiologi, Biostatistik, Pendidikan dan Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Administrasi Kebijakan Kesehatan, Manajemen Rumah Sakit, Gizi Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Reproduksi serta <strong>Ilmu Keperawatan</strong> yakni Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak, Keperawatan Jiwa, Keperawatan Manajemen, Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Keperawatan Gerontik.</p> LPPM STIK Makassar en-US Jurnal Mitrasehat 2089-2551 MAKNA PROFESIONALISME TENAGA KESEHATAN DALAM KONTEKS SOSIAL BUDAYA: STUDI KUALITATIF DI RSUD TRIKORA SALAKAN https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/608 <p><strong>Latar belakang: </strong>Profesionalisme tidak hanya dimaknai sebagai kepatuhan terhadap standar prosedural, tetapi juga sebagai refleksi dari nilai-nilai sosial, budaya, dan institusional yang khas.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Untuk menggali makna profesionalisme sebagaimana dipahami dan dijalankan oleh tenaga kesehatan di RSUD Trikora Salakan.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian ini kualitatif dengan metode fenomenologi, melibatkan informan tenaga kesehatan yang telah bekerja minimal satu tahun. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis secara tematik.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Profesionalisme dipahami secara multidimensional meliputi kedisiplinan, kompetensi, integritas, empati, kemampuan komunikasi, hingga sensitivitas budaya. Interaksi sosial dalam lingkungan kerja, termasuk dengan pasien, keluarga, dan rekan sejawat, menjadi media penting dalam pembentukan nilai-nilai profesionalisme. Namun, nilai-nilai tersebut kerap mengalami ketegangan dengan ekspektasi masyarakat lokal, seperti dalam hal kedekatan sosial, status sosial, dan praktik budaya setempat. Selain itu, faktor institusional seperti sistem manajemen, kebijakan SDM, dan ketersediaan sumber daya turut memengaruhi praktik profesionalisme tenaga kesehatan.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Kesimpulan: </strong>Profesionalisme di RSUD Trikora Salakan merupakan praktik yang kontekstual, dinamis, dan relasional, yang memerlukan kebijakan institusional yang adaptif, pelatihan berkelanjutan, serta pemahaman mendalam terhadap budaya lokal. Temuan ini memberikan kontribusi dalam merumuskan strategi peningkatan mutu layanan dan pengembangan SDM yang lebih sensitif terhadap konteks sosial budaya wilayah kepulauan.</p> Dwi Jusrini Palungan Arlin Adam Andi Alim Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1112 1125 10.51171/jms.v15i4.608 HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA PUSKESMAS DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI PUSKESMAS MANNANTI KABUPATEN SINJAI https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/638 <p><strong>Latar belakang: </strong>Untuk mencapai tujuan organisasi, diperlukan adanya motivasi yang mampu memengaruhi dan membimbing sekelompok individu dalam lingkungan kerja. Salah satu faktor kunci yang berperan dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai adalah gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala puskesmas dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat motivasi kerja perawat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di tempat kerja.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Untuk menganalisis hubungan antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat di Puskesmas Mannanti.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian ini menggunakan desain <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian berjumlah 33 orang, adapun teknik pengambilan sampel menggunakan metode <em>total sampling</em>.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Gaya kepemimpinan di Puskesmas Mannanti tergolong dalam kategori sesuai (66,7%), dengan gaya kepemimpinan yang paling dominan diterapkan adalah gaya demokratis dan/atau liberal. Tingkat motivasi kerja perawat di Puskesmas Mannanti sebagian besar termasuk dalam kategori tinggi, yaitu sebanyak 18 orang (54,5%). Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi-Square, diperoleh nilai ρ = 0,026 &lt; α = 0,05.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala puskesmas dengan motivasi kerja perawat di Puskesmas Mannanti, Kabupaten Sinjai. Oleh karena itu, disarankan agar pihak Puskesmas Mannanti, khususnya kepala puskesmas, menerapkan gaya kepemimpinan demokratis dan/atau liberal guna meningkatkan motivasi kerja perawat sehingga kinerja dan pencapaian tujuan organisasi dapat lebih optimal.</p> Sulaiman Muhammad Hatta Jufri Basri Andi Ayumar Hamzah Tasa Dian Adriana Amri Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1126 1132 10.51171/jms.v15i4.638 LITERATURE REVIEW: PENATALAKSANAAN INFRAK MIOKARD AKUT DI INSTALASI GAWAT DARURAT https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/646 <p style="text-align: justify;"><strong>Latar belakang: </strong>Infark Miokard Akut (IMA) merupakan salah satu kondisi darurat pada sistem kardiovaskular yang berpotensi fatal bila tidak ditangani secara cepat dan tepat. Hambatan dalam penegakan diagnosis serta penanganan medis awal sering kali disebabkan oleh gejala yang tidak spesifik serta keterbatasan metode deteksi dini. Untuk itu, diperlukan pendekatan penatalaksanaan menyeluruh di Instalasi Gawat Darurat (IGD) guna mengoptimalkan hasil klinis pasien.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Tujuan: </strong>untuk mengevaluasi efektivitas intervensi IMA di IGD melalui telaah literatur terhadap berbagai publikasi ilmiah terkini.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Metode: </strong>Tinjauan sistematis berbasis protokol PRISMA, dengan sumber artikel dari database PubMed, SAGE Journals, dan ScienceDirect dalam rentang tahun 2020 hingga 2025.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Hasil: </strong>Analisis terhadap lima artikel menunjukkan bahwa ketepatan waktu tindakan medis, seperti <em>door-to-ECG</em> dan <em>door-to-needle time</em>, berkontribusi signifikan dalam menurunkan angka kematian serta mempercepat proses pemulihan pasien. Selain itu, penerapan model keperawatan gawat darurat yang holistik terbukti mampu mempercepat penanganan, mengurangi komplikasi, dan meningkatkan tingkat kepuasan pasien.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>Kesimpulan: </strong>Dengan demikian, strategi pelayanan terintegrasi dan berbasis bukti dalam tata laksana IMA di IGD sangat diperlukan untuk menjamin mutu layanan dan keselamatan pasien secara optimal.</p> Agnesia Nona Yoli Darwis Lisa Adistia Lidia Kalsum Nurul Ilmi Pasya Bunahiri Rosdiana Randy Anto Ema Alfonsa Balia Renaldi M Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1133 1139 10.51171/jms.v15i4.646 GAMBARAN EFIKASI DIRI IBU HAMIL BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI DAN STATUS KESEHATAN DI PUSKESMAS KALUKU BODOA https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/647 <p><strong>Latar Belakang:</strong>&nbsp;Efikasi diri merupakan keyakinan individu dalam mengelola situasi, termasuk pada ibu hamil. Tingginya prevalensi anemia (48,9%) dan KEK (17,5%) pada ibu hamil di Indonesia diduga berkaitan dengan aspek psikologis ini.</p> <p><strong>Tujuan:</strong>&nbsp;Menggambarkan distribusi efikasi diri ibu hamil berdasarkan karakteristik sosiodemografi dan status kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kaluku Bodoa.</p> <p><strong>Metode:</strong>&nbsp;Penelitian deskriptif, menggunakan purposive sampling melibatkan 112 ibu hamil pada Maret-Mei 2024. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, pengukuran LILA, dan pemeriksaan hemoglobin. Analisis data menggunakan statistik deskriptif.</p> <p><strong>Hasil:</strong>&nbsp;Sebanyak 57,1% responden memiliki efikasi diri tinggi. Proporsi tertinggi ditemukan pada ibu berpendidikan tinggi (66,2%), wiraswasta (75,0%), primigravida (59,5%), serta kelompok yang tidak mengonsumsi suplemen (67,6%) dan aktif mencari informasi kesehatan (59,2%). Status KEK lebih tinggi pada kelompok efikasi diri tinggi (32,8% vs 22,9%), namun prevalensi anemia lebih rendah pada kelompok tersebut (23,4% vs 29,2%).</p> <p class="ds-markdown-paragraph" style="margin: 0cm; text-align: justify; background: white;"><strong>Kesimpulan:</strong>&nbsp;Mayoritas ibu hamil memiliki efikasi diri tinggi dengan variasi berdasarkan karakteristik tertentu. Diperlukan intervensi terintegrasi dalam layanan antenatal untuk meningkatkan efikasi diri melalui konseling dan edukasi kesehatan berbasis digital.</p> Nurleli Andi Sani Silwanah Suarni Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1140 1149 10.51171/jms.v15i4.647 HUBUNGAN LITERASI KESEHATAN DIGITAL DENGAN PERSONAL HYGIENE SISWA DI SMP NEGERI 2 MAKASSAR https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/649 <p><strong>Latar belakang</strong>: Perilaku menjaga kebersihan diri penting dalam mewujudkan kenyamanan, &nbsp;keamanan, serta kesehatan individu. <em>Personal hygiene </em>kurang pada anak usia sekolah menimbulkan masalah kesehatan, seperti terjadi gangguan integritas kulit, &nbsp;gangguan mukosa bibir, serta gangguan mata, telinga dan gangguan pada kuku.</p> <p><strong>Tujuan</strong> : Untuk menganalisis hubungan literasi kesehatan digital dengan <em>personal hygiene</em> siswa SMP Negeri 2 Makassar.</p> <p><strong>Metode</strong>: Penelitian ini menggunakan metode <em>observasional analitik</em> dengan desain <em>cross-sectional</em>. Sampel penelitian 178 siswa kelas IX dengan teknik pengambilan sampel dengan <em>proporsional systematic random samping</em>. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan analisis data menggunakan uji <em>chi-square.</em></p> <p><strong>Hasil </strong>: Penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara literasi kesehatan digital dengan <em>personal hygiene</em>&nbsp; siswa diperoleh hasil p-value = 0,000. Literasi kesehatan digital kurang baik 36 responden (20,2%) dan literasi kesehatan baik 142 responden (79,8%) pada <em>personal hygiene</em> kurang baik 42 responden (23,6%) dan <em>personal hygiene</em> baik 136 responden (76,4%)</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Kesimpulan</strong>: Siswa yang memiliki literasi kesehatan digital lebih tinggi maka kecenderungannya lebih peduli dengan kebersihan diri serta lebih sering menerapkan kebiasaan <em>hygiene</em> baik, seperti mencuci tangan dan merawat kebersihan mulut. Diharapkan orang tua memperkuat kebiasaan <em>personal hygiene</em> anak di rumah dengan memanfaatkan informasi kesehatan digital akurat serta membimbing penggunaan teknologi secara bijak.</p> Andi Yulia Kasma Melki S Husain Marisna Eka Yulianita Kamariana Andi Wahyuni Andi Ayumar Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1150 1162 10.51171/jms.v15i4.649 HUBUNGAN BUDAYA KESELAMATAN SEKOLAH DAN PROGRAM SPAB TERHADAP PENERAPAN MITIGASI BENCANA https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/652 <p><strong>Latar Belakang : </strong>Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang mengalami kerugian dan dampak buruk dari bencana, terutama ketika bencana terjadi selama jam sekolah. Budaya keselamatan di sekolah merupakan fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan terlindungi. Budaya keselamatan ini tidak hanya mencakup tindakan pencegahan dan respons terhadap bencana, tetapi juga melibatkan upaya yang sistematis dan terintegrasi untuk melindungi seluruh komunitas sekolah dari berbagai risiko</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Untuk mengetahui hubungan kebijakan K3, pelatihan K3, penilaian risiko, dan kesadaran berperilaku k3 dengan penerapan mitigasi bencana</p> <p><strong>Methods: </strong>Penelitian ini menggunakan metode analitik <em>cross sectional. </em>Populasi pada penelitian ini ialah warga sekolah yaitu, kepala sekolah, guru, staf, dan petugas keamanan sekolah dengan jumlah sampel 101 responden</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kebijakan K3 dengan penerapan mitigasi bencana di sekolah dengan (<em>p=</em>0,002), ada hubungan pelatihan k3 dengan penerapan mitigasi bencana disekolah dengan (<em>p=</em>0,002), ada hubungan saran keselamatan dengan penerapan mitigasi bencana disekolah dengan (<em>p</em>=0,002), dan tidak hubungan (<em>p=</em>0,727)kesadaran berperilaku K3 dengan penerapan mitigasi bencana disekolah.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>terdapat hubungan kebijakan K3, pelatihan K3, dan sarana keselamatan terhadap penerapan mitigasi bencana serta tidak terdapat hubungan antara kesadaran berperilaku k3 terhadap penerapan mitigasi bencana. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan budaya keselamatan sekolah dan penerapan mitigasi bencana di lingkungan sekolah sehingga menciptakan lingkungan yang aman dan sehat.</p> Ilham Syam Andi Ayumar Athira Nurul Annisa Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1163 1174 10.51171/jms.v15i4.652 FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PERSALINAN SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/560 <p><strong>L</strong><strong>a</strong><strong>t</strong><strong>a</strong><strong>r belakang: </strong>Persalinan <em>Sectio Caesaria</em> (SC) adalah proses persalinan dengan jalan pembedahan dinding perut dan dinding rahim untuk mengeluarkan janin dan plasentanya.&nbsp; Persalinan dengan <em>Sectio Caesaria</em> ini dilakukan atas indikasi medis baik dari ibu dan janin, seperti <em>­Placenta prevea</em> presentasi atau letak abnormal pada janin, serta indikasi lainnya yang dapat membahayakan nyawa ibu maupun janin. <strong>Tujuan: </strong>hubungan kelainan letak Janin, preeklamsia dan ketuban pecah dini dengan Persalinan <em>Sectio Caesarea</em> Di Rumah Sakit Pusri Palembang Tahun 2023.</p> <p><strong>Metode: </strong>penelitian kuantitatif menggunakan survei analitik dengan pendekatan <em>cross sectional </em>dan populasi sebanyak 1056 orang, sampel sebanyak 91 dengan menggunakan metode <em>random sampling</em><em>.</em></p> <p><strong>H</strong><strong>a</strong><strong>s</strong><strong>il</strong><strong>: </strong>analisis menunjukkan bahwa nilai kelainan letak janin <em>p.value = </em>0,039, nilai yang&nbsp; mengalami preeklampsia <em>p.value = </em>0,035<em>, </em>sedangkan nilai yang mengalami ketuban pecah dini <em>p.value</em> = 0,012 yang berarti &nbsp;terdapat hubungan kelainan letak janin, preeklampsia dan ketuban pecah dini dengan persalinan <em>section caesaria</em> di Rumah Sakit PUSRI Palembang Tahun 2023.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>dari penelitian ini adalah ibu hamil guna menjaga kesehatannya selama kehamilan dan mengontrol kondisi janin melalui USG agar mengetahui letak janin bagus tidaknya. Sehingga dapat mencegah kelahiran dengan&nbsp; <em>Sectio Caesaria</em>.</p> Fadilah Ermizah Siti Aisyah Reffi Dhamayanti Fika Minata Wathan Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1175 1182 10.51171/jms.v15i4.560 FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI PMB CHOIRUL MALA 22 ILIR KOTA PALEMBANG TAHUN 2024 https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/561 <p><strong>L</strong><strong>a</strong><strong>t</strong><strong>a</strong><strong>r belakang: </strong><em>Word Health Organization </em>(WHO) menyatakan bahwa&nbsp; Angka Kematian Ibu (AKI) didunia pada &nbsp;tahun 2022 sebanyak 450 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab paling utama kematian ibu pada wanita umur produktif di negara berkembang disebabkan komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.</p> <p><strong>T</strong><strong>u</strong><strong>j</strong><strong>u</strong><strong>a</strong><strong>n</strong><strong>: </strong>untuk mengetahui hubungan pengetahuan, jarak ke fasilitas kesehatan dan dukungan suami dengan&nbsp; kepatuhan kunjungan masa nifas&nbsp; pada ibu nifas di PMB Choirul Mala 22 Ilir Kota Palembang tahun 2024.</p> <p><strong>Metode: </strong>penelitian kuantitatif dengan menggunakan survei analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em> dengan populasi 51 orang sampel sebanyak 51 dengan menggunakan metode <em>total sampling</em>.</p> <p><strong>H</strong><strong>a</strong><strong>s</strong><strong>il</strong><strong>: </strong>analisis menunjukkan bahwa nilai pengetahuan <em>p.value = </em>0,008, nilai jarak ke fasilitas kesehatan <em>p.value = </em>0,000<em>, </em>sedangkan nilai dukungan suami <em>p.value</em> = 0,016 yang berarti &nbsp;terdapat hubungan pengetahuan, jarak ke fasilitas kesehatan dan dukungan suami dengan kepatuhan kunjungan masa nifas di PMB Choirul Mala 22 Ilir Kota Palembang Tahun 2024.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>dari penelitian ini adalah ibu agar teratur melakukan kunjungan masa nifas setelah melahirkan guna mengetahui kesehatannya setelah melahirkan.</p> Rumi Siti Aisyah Reffi Dhamayanti Fika Minata Wathan Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1183 1190 10.51171/jms.v15i4.561 FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE K4 PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUNGAI KELI KECAMATAN PEMULUTAN SELATAN KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2024 https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/562 <p><strong>L</strong><strong>a</strong><strong>t</strong><strong>a</strong><strong>r belakang: </strong><em>Antenatal Care </em>(ANC) merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga sebelum mulainya proses persalinan yang diberikan kepada seluruh ibu hamil bertujuan untuk mendeteksi secara dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin</p> <p><strong>T</strong><strong>u</strong><strong>j</strong><strong>u</strong><strong>a</strong><strong>n</strong><strong>: </strong>untuk mengetahui hubungan pengetahuan, dukungan suami dan pendidikan dengan &nbsp;Kunjungan Antenatal&nbsp;&nbsp; Care K4&nbsp; pada&nbsp;&nbsp; Ibu&nbsp;&nbsp; &nbsp;Hamil &nbsp;&nbsp;di &nbsp;&nbsp;Puskesmas&nbsp; Sungai&nbsp; Keli&nbsp; Kecamatan Pemulutan &nbsp;Kabupaten Ogan llir Tahun 2024.</p> <p><strong>Metode: </strong>Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan survei analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em> dengan populasi 45 orang sampel sebanyak 45 dengan menggunakan metode <em>total sampling</em>.</p> <p><strong>H</strong><strong>a</strong><strong>s</strong><strong>il</strong><strong>: </strong>analisis menunjukkan bahwa nilai pengetahuan <em>p.value = </em>0,002, nilai dukungan suami <em>p.value = </em>0,019<em>, </em>sedangkan nilai pendidikan <em>p.value</em> = 0,002 yang berarti &nbsp;terdapat hubungan pengetahuan, dukungan suami dan Pendidikan dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas Sungai Keli Kecamatan Pemulutan Selatan Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2024.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>dari penelitian ini adalah ibu hamil agar teratur melakukan kunjungan antenatal care guna mengetahui keluhan&nbsp; dan juga perkembangan bayi selama masa kehamilannya.</p> Yulita Siti Aisyah Reffi Dhamayanti Fika Minata Wathan Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1191 1198 10.51171/jms.v15i4.562 ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT (As, Hg, Cd, Pb) PADA PRODUK SABUN KERTAS DENGAN METODE ICP-MS https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/612 <p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Latar belakang:</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> Sabun kertas sebagai inovasi produk pembersih yang praktis memiliki potensi aplikasi luas, termasuk dalam konteks kesehatan. Mengingat risiko kontaminasi logam berat dalam produk kosmetik, analisis keamanan kandungan logam berat dalam sabun kertas menjadi penting.</span></span></p> <p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Tujuan:</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> Untuk menganalisis kadar cemaran logam berat (As, Hg, Cd, Pb) secara spesifik dalam produk sabun kertas yang telah diformulasikan sebagai terapi ulkus diabetikum.</span></span></p> <p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Metode:</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan metode analisis instrumental Induktif Coupled Plasma – Mass Spectrometry (ICP-MS). Sampel sabun kertas akan dipreparasi sesuai dengan prosedur analisis ICP-MS. Kadar masing-masing logam berat (As, Hg, Cd, Pb) dalam sampel akan diukur dan hasilnya akan dibandingkan dengan standar batas cemaran yang ditetapkan oleh BPOM RI.</span></span></p> <p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Hasil:</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> Berdasarkan analisis diperoleh kadar Arsen (As), Raksa (Hg), dan Cadmium (Cd) dalam sampel sabun kertas terdeteksi di bawah batas deteksi instrumen, yaitu &lt; 0,0004 g/g untuk Arsen dan &lt; 0,00003 g/g untuk Raksa dan Cadmium. Sementara itu, kadar Timbal (Pb) diukur sebesar 0,0078 g/g.</span></span></p> <p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Kesimpulan:</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> Sabun kertas berbahan aktif ekstrak biji kopi hijau Robusta mengandung logam berat terbukti dalam batas aman sesuai peraturan BPOM RI, sehingga dinilai layak dan aman digunakan.</span></span></p> Uswatun Hasanah Nur Zalzabila Ramli Amelia Triwardhani Rusman Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1199 1204 10.51171/jms.v15i4.612 EFEKTIVITAS PENERAPAN ISLAMIC ART THERAPY TERHADAP DISFUNGSI KOGNITIF DAN SPIRITUAL WELL-BEING PADA PASIEN PASCA STROKE https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/634 <p><strong>Latar belakang: </strong>Salah satu penyakit yang banyak menyebabkan kecacatan di seluruh dunia adalah stroke, yang berdampak parah tidak hanya pada aspek fisik tetapi juga pada kesehatan mental dan sosial, salah satu yang paling umum adalah gangguan kognitif.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Menilai efektifitas <em>islamic art therapy</em> terhadap disfungsi kognitif dan spiritual <em>well-being</em>.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian yaitu <em>Randomized Control Trial </em>(RCT), sampel penelitian ini berjumlah 54 responden.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Setelah pemberian intervensi Islamic Art Therapy, hasil uji <em>Wilcoxon</em> didapatkan nilai kelompok intervensi p&lt;0.001 dan kelompok kontrol p&lt;0.045, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan fungsi kognitif secara bermakna pada dua kelompok. Hasil Uji <em>Mann Whitney U</em> didapatkan nilai p&lt;0.015, berarti peningkatan fungsi kognitif pada kelompok perlakuan lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol, hasil Uji <em>Wilcoxon</em> didapatkan nilai pada kelompok perlakuan p&lt;0.001 menunjukkan peningkatan spiritual <em>well-being</em> secara bermakna, sedangkan pada kelompok kontrol p&gt;0.637 menunjukkan tidak terjadi peningkatan spiritual <em>well-being</em> secara bermakna. Hasil Uji <em>Mann Whitney U</em> didapatkan nilai p&lt;0.002 yang berarti bahwa peningkatan spiritual <em>well-being</em> kelompok perlakuan lebih besar dibandingkan kelompok control.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Ada pengaruh penerapan intervensi keperawatan <em>Islamic Art Therapy</em> dengan Kaligrafi Al-Qur’an terhadap fungsi kognitif spiritual well-being pada pasien pasca stroke.</p> Haerul Patahang Arniati Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1205 1214 10.51171/jms.v15i4.634 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KUALITAS HIDUP LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALATEA https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/645 <p><strong>Latar belakang: </strong>Hipertensi menjadi penyakit yang banyak diderita oleh kelompok lansia dan dapat menurunkan kualitas hidup melalui berbagai komplikasi pada organ vital. Sekitar 1,4 miliar orang dewasa di dunia mengalami hipertensi, dan dua pertiganya berasal dari negara berpenghasilan menengah ke bawah, termasuk Indonesia. Dukungan keluarga berperan penting dalam membantu lansia mengelola hipertensi serta mempertahankan kualitas hidup yang optimal.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dan kualitas hidup pada lansia yang menderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalatea Kabupaten Jeneponto.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian ini menggunakan desain <em>cross-sectional study</em>. Populasi terdiri dari 200 lansia yang secara aktif menghadiri posbindu di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalatea Kabupaten Jeneponto. Sampel dipilih dengan metode <em>accidental sampling</em>, melibatkan 50 lansia. Data dikumpulkan melalui penggunaan kuesioner WHOQOL-BREF yang diuji menggunakan analisis <em>chi-square.</em></p> <p><strong>Hasil: </strong>Dukungan keluarga, khususnya dalam domain dukungan emosional dan dukungan informasional, menunjukkan nilai p=0,005. Sementara itu, dalam domain dukungan instrumental dan penghargaan, nilai p yang tercatat adalah 0,002 di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalatea Kabupaten Jeneponto.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalatea Kabupaten Jeneponto, terdapat hubungan antara dukungan keluarga dan kualitas hidup pada lansia penderita hipertensi. Saran, pendidikan keluarga harus ditingkatkan agar merea dapat secara aktif mendukung dan mendampingi orang tua, terutama dalam hal perawatan kesehatan mereka.</p> Chitra Dewi Ramlah St. Rahmawati Muhammad Syahrir Muti Sahida Andi Tilka Muftiah Ridjal Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1215 1224 10.51171/jms.v15i4.645 KARAKTERISTIK DEMOGRAFI BERDASARKAN KEJADIAN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA BLUD UPT PUSKESMAS PONRE KAB. BULUKUMBA https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/654 <p><strong>Latar belakang: </strong>Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis yang prevalensinya terus meningkat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan riwayat keluarga berperan penting dalam kejadian DM. Puskesmas Ponre memiliki peran strategis dalam deteksi dini dan pengendalian DM di masyarakat.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Mengetahui hubungan karakteristik demografi dengan kejadian DM di wilayah kerja BLUD UPT Puskesmas Ponre.</p> <p><strong>Met</strong><strong>ode: </strong>Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan analisis data sekunder. Populasi penelitian adalah seluruh penderita DM di Puskesmas Ponre (n=441). Sampel ditentukan dengan metode simple random sampling menggunakan rumus Slovin, dengan 230 responden. Data dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner, kemudian dianalisis secara univariat.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Mayoritas responden berada pada kelompok usia &gt;60 tahun (43,5%) dan 51–60 tahun (29,6%), berjenis kelamin perempuan (82,6%), berpendidikan SD (65,7%), dan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (79,6%). Seluruh responden berasal dari suku Bugis, sebagian besar berstatus kawin (96,5%), dan 60% memiliki riwayat keluarga DM.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Kejadian DM di wilayah kerja Puskesmas Ponre lebih dominan pada usia lanjut, perempuan, berpendidikan rendah, tidak bekerja formal, dan memiliki riwayat keluarga DM. Intervensi pencegahan dan pengendalian perlu difokuskan pada kelompok berisiko tinggi melalui edukasi kesehatan, peningkatan aktivitas fisik, skrining rutin, dan pendampingan keluarga.</p> Andi Suswani A. Rizky Amaliah Nirmawati Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1225 1232 10.51171/jms.v15i4.654 RESPON SOSIAL DAN BUDAYA TERHADAP KRISIS PELAYANAN KESEHATAN: STUDI KUALITATIF TENTANG ANGGARAN DAN SDM DI RSUD TRIKORA SALAKAN https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/610 <p><strong>Latar belakang: </strong>Krisis pelayanan kesehatan yang terjadi di RSUD Trikora Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan, disebabkan oleh keterbatasan anggaran dan Sumber Daya Manusia akibat kebijakan efisiensi fiskal daerah. Penurunan kualitas layanan rumah sakit ini tidak hanya berdampak secara teknis, tetapi juga menimbulkan dinamika sosial dan budaya yang kompleks di antara masyarakat pengguna layanan, tenaga kesehatan, serta manajemen rumah sakit.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Untuk mengeksplorasi secara mendalam respons sosial dan budaya terhadap krisis pelayanan kesehatan</p> <p><strong>Met</strong><strong>ode: </strong>Pendekatan kualitatif studi kasus, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Menunjukkan bahwa masyarakat merespons penurunan layanan dengan berbagai bentuk adaptasi, mulai dari kesabaran dan toleransi, pencarian layanan alternatif, hingga praktik solidaritas antar pasien. Di sisi lain, tenaga kesehatan mengalami tekanan fisik dan psikologis akibat beban kerja tinggi dan fasilitas yang minim, namun tetap berupaya menjaga profesionalisme melalui strategi kolektif dan kerja sama tim. Nilai budaya lokal, seperti sikap pasrah dan relasi sosial patron-klien, turut membentuk pola interaksi dan distribusi layanan di tengah krisis.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Pelayanan kesehatan tidak dapat diselesaikan hanya melalui pendekatan administratif, melainkan juga membutuhkan pemahaman atas dimensi sosial dan budaya yang menyertainya. Rekomendasi diarahkan pada perlunya intervensi kebijakan yang berbasis kontekstual, peningkatan alokasi anggaran, penguatan kapasitas SDM, serta pengembangan kebijakan pelayanan kesehatan yang sensitif terhadap nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat.</p> Marlina Alia Arlin Adam Andi Alim Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1237 1248 10.51171/jms.v15i4.610 PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI DALAM MENGIDENTIFIKASI KEJADIAN STUNTING PADA ANAK: A LITERATURE REVIEW https://journal.stikmks.ac.id/index.php/a/article/view/653 <p><strong>Latar belakang: </strong>Stunting adalah masalah gizi kronis yang banyak ditemukan pada anak di Indonesia. Pravalensi stunting pada anak di Indonesia mencapai 32,8%. Meskipun telah banyak upaya dilakukan, angka stunting masih tinggi.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini bertujuan membandingkan literatur tentang pengukuran antropometri untuk mendeteksi kasus stunting pada anak.</p> <p><strong>Metode :</strong> Kriteris inklusi dalam artikel ulasan ini adalah berfokus pada pengukuran antropometri dan kasus stunting pada anak. Artikel yang diidentifikasi diawal sebanyak 39 strategi pencarian menggunakan database pubmed, dan google scholar. Ada 12 artikel yang diperoleh yang akan dilakukan review.</p> <p><strong>Hasil:</strong> dalam pengukuran antropometri ada alat yang digunakan dan ketika penggunaan alat tersebut harus dengan tepat jika tidak maka dapat menghasilkan diagnosa yang salah.</p> <p>Kesimpulan : Pengukuran antropometri anak memiliki hubungan penting untuk mendeteksi stunting pada anak.</p> Nour Sriyanah Suradi Efendi Husnul Arbama Burhan Copyright (c) 2025 Jurnal Mitrasehat 2025-11-30 2025-11-30 15 4 1249 1255 10.51171/jms.v15i4.653