EDUKASI MENGENAI TIMBANG (TINGKATKAN GIZI SEIMBANG ) PADA SISWA SD 74 BIRA-BIRA KECAMATAN BISSAPU

Esse Puji Pawenrusi; Dewi Purnama Windasari; Nour Sriyanah; Jufri; A. Tenri Batari Candrayani

doi:10.51171/jgs.v4i2.459

Esse Puji Pawenrusi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
Dewi Purnama Windasari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar https://orcid.org/0000-0002-5795-9269
Nour Sriyanah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
Jufri Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
A. Tenri Batari Candrayani Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

DOI: https://doi.org/10.51171/jgs.v4i2.459

Keywords: Penyuluhan kesehatan, Gizi seimbang, Pengetahuan

Abstract

Latar belakang: Prevalensi masalah gizi anak usia sekolah masih tinggi, padahal Indonesia memiliki Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Sosialisasi PGS dalam bentuk pendidikan gizi dan praktik gizi untuk mengaplikasikannya sangat penting dilakukan pada anak usia sekolah.Dinkes Sulawesi Selatan mencatat pada tahun 2015 prevalensi gizi kurang di daerah Kabupaten Bantaeng adalah sebanyak 10,3%.

Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian pendidikan gizi terhadap pengetahuan gizi, praktik gizi, dan status gizi pada anak Sekolah Dasar.

Hasil Pendidikan gizi meningkatkan pengetahuan gizi dari kategori kurang menjadi cukup. Pendidikan gizi yang diberikan belum dapat meningkatkan praktik membawa makanan gizi seimbang secara signifikan. Status gizi setelah pendidikan gizi menunjukkan perubahan jumlah untuk setiap kategori. Sebagian besar subjek berstatus gizi normal. Hasil uji beda menunjukkan pendidikan gizi memberikan perbedaan nyata antara: pengetahuan gizi pre test dan post test 1 (p=0,000; p0,05), pengetahuan gizi dengan status gizi dan praktik membawa makanan gizi seimbang (p>0,05), kecuali pengetahuan gizi post test II dengan praktik membawa makanan gizi seimbang observasi ke-4 (p=0,001; p<0,05).

Kesimpulan: Terjadi perubahan pengetahuan gizi dari kategori kurang menjadi cukup setelah diberikan intervensi. Terjadi peningkatan kemudian penurunan subjek yang membawa makanan gizi seimbang setelah intervensi. Tidak terjadi perbedaan signifikan status gizi subjek sebelum dan setelah intervensi. Sebaiknyapihaksekolahmelakukanpenyuluhansetiapbulanyaataumelakukan program makananseimbang