RESPON SOSIAL DAN BUDAYA TERHADAP KRISIS PELAYANAN KESEHATAN: STUDI KUALITATIF TENTANG ANGGARAN DAN SDM DI RSUD TRIKORA SALAKAN
Abstract
Latar belakang: Krisis pelayanan kesehatan yang terjadi di RSUD Trikora Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan, disebabkan oleh keterbatasan anggaran dan Sumber Daya Manusia akibat kebijakan efisiensi fiskal daerah. Penurunan kualitas layanan rumah sakit ini tidak hanya berdampak secara teknis, tetapi juga menimbulkan dinamika sosial dan budaya yang kompleks di antara masyarakat pengguna layanan, tenaga kesehatan, serta manajemen rumah sakit.
Tujuan: Untuk mengeksplorasi secara mendalam respons sosial dan budaya terhadap krisis pelayanan kesehatan
Metode: Pendekatan kualitatif studi kasus, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi.
Hasil: Menunjukkan bahwa masyarakat merespons penurunan layanan dengan berbagai bentuk adaptasi, mulai dari kesabaran dan toleransi, pencarian layanan alternatif, hingga praktik solidaritas antar pasien. Di sisi lain, tenaga kesehatan mengalami tekanan fisik dan psikologis akibat beban kerja tinggi dan fasilitas yang minim, namun tetap berupaya menjaga profesionalisme melalui strategi kolektif dan kerja sama tim. Nilai budaya lokal, seperti sikap pasrah dan relasi sosial patron-klien, turut membentuk pola interaksi dan distribusi layanan di tengah krisis.
Kesimpulan: Pelayanan kesehatan tidak dapat diselesaikan hanya melalui pendekatan administratif, melainkan juga membutuhkan pemahaman atas dimensi sosial dan budaya yang menyertainya. Rekomendasi diarahkan pada perlunya intervensi kebijakan yang berbasis kontekstual, peningkatan alokasi anggaran, penguatan kapasitas SDM, serta pengembangan kebijakan pelayanan kesehatan yang sensitif terhadap nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat.








