Penerapan Cara Bercakap-Cakap Dalam Mengendalikan Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Pendengaran Di RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan

  • Rusli Akademi Keperawatan Makassar
Keywords: Halusinasi, Bercakap-Cakap, Halusinasi Pendengaran

Abstract

Halusinasi merupakan  satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan perubahan persepsi merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghidu. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi pendengaran dapat berupa bunyi mendenging atau suara bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah kata atau kalimat yang bermakna. Komunikasi adalah proses kegiatan penyampaian informasi yang mengandung arti dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha mendapatkan saling pengertian.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dari penerapan cara bercakap-cakap dalam mengendalikan halusinasi pada pasien halusinasi pendengaran. Sampel yang digunakan berjumlah dua pasien halusinasi pendengan dengan umur 30 tahun ke atas.

Metode yang digunakan adalah komparatif. Sampel yang digunakan berjumlah dua pasien halusinasi pendengan dengan umur 30 tahun ke atas.

Hasil penelitian yang dilakukan selama tiga hari didapatkan subjek I mengalami kemajuan dalam mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap, sedangkan subjek II tidak mengalami kemajuan dalam mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap, karena frekuensi munculnya halusinasi pada Ny ”L” masih sering dan kurang melakukan interaksi dengan pasien lain. Diharapkan dapat meningkatkan komunikasi terapeutik sehingga pasien menjadi lebih nyaman dan dihargai selama proses keperawatan serta pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.

Published
2021-01-09
How to Cite
Rusli. (2021). Penerapan Cara Bercakap-Cakap Dalam Mengendalikan Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Pendengaran Di RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Mitrasehat, 10(2), 298-314. https://doi.org/10.51171/jms.v10i2.243