HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI DESA MATTUNRENG TELLUE KABUPATEN SINJAI
Abstract
Latar belakang: Stres diketahui sebagai faktor penyebab gangguan siklus menstruasi pada wanita, dengan prevalensi menstruasi tidak teratur 13,1% secara global. Remaja putri yang berada dalam fase perubahan fisik dan psikologis sangat rentan mengalami stres, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi mereka.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri di Desa Mattunreng Tellue, Kabupaten Sinjai
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan populasi 235 remaja putri berusia 15-19 tahun. Sampel sebanyak 115 responden dipilih secara systematic random sampling. Data diperoleh melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square.
Hasil: Dari 115 responden, mayoritas 73,9% mengalami tingkat stres sedang, sementara 69,6% mengalami siklus menstruasi tidak teratur. Analisis statistik menunjukkan hubungan signifikan antara tingkat stres dan siklus menstruasi (p-value=0,003), dimana remaja dengan tingkat stress lebih tinggi cenderung mengalami gangguan siklus menstruasi.
Simpulan: Penelitian ini menegaskan adanya hubungan signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk menjaga kesehatan mental melalui pengolahan stres yang efektif dan dukungan sosial. Penelitian lanjutnya disarankan untuk mengeksplorasi pengaruh variabel lain seperti status gizi dan aktivitas fisik terhadap siklus menstruasi.
References
2. ALDIBA, K. and D. WIRNIATY (2023). "Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Program Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara." Jurnal Ilmiah Kohesi 7(2): 122-126.
3. Amalia, I. N., et al. (2023). "Hubungan Stres Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri." Jurnal Wacana Kesehatan 8(2): 75-82.
4 Amerika, K. M. (2024). Statistik Kesehatan Mental.
5. Baehaki, A. Z. (2024). Mengawali Tahun 2024 dengan Aware Pada Kesehatan Mental.
6. Fadillah, R. T., et al. (2022). "Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Putri Kelas X Di SMA 12 Kota Depok." MAHESA: Malahayati Health Student Journal 2(2): 258-269.
7. Hafizhah, J. S., et al. (2023). "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI PADA KALANGAN REMAJA: LITERATURE REVIEW." Jurnal Kesehatan Tambusai 4(2): 2557-2565.
8. Indriyani, L. and U. Aniroh (2023). "Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri." Jurnal Keperawatan Berbudaya Sehat 1(1): 16-21.
9. Kemenkes (2023). Info Data Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia Tahun 2023.
10. Larasati, N. A. (2023). "Hubungan Tingkat Stres dengan Keteraturan Siklus Menstruasi pada Remaja." Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat 3(2): 71-79.
11. Novriyanda, N., et al. (2023). "Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Siswi Putri Kelas 3 di SMA Pondok Karya Pembangunan Jakarta Islamic School Jakarta Timur Tahun 2022." Jurnal Vokasi Keperawatan (JVK) 6(2): 148-158.
12. Nurfebrianna, N., et al. (2019). "Stress Levels With The Menstrual Cycle Of Advertising Class X In Smk Negeri Batam." Zona Keperawatan: Program Studi Keperawatan Universitas Batam 9(2): 74-83.
13. Pretynda, P. R., et al. (2022). Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri dalam Pembelajaran Daring di SMA Negeri 1 Kuta Utara. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati.
14. Riskesdas, T. (2018). "Laporan Riskesdas 2018." Journal of Chemical Information and Modeling 53(9): 181-222.
15. Rose, N. and S. Ani (2019). "Hubungan Tingkat Stress dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Sekolah Menengah Atas 15 Kota Semarang." Kendedes Midwifery Journal 1(3): 8-14.
16. Sari, A. I. (2017). "Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat III (Remaja Akhir Usia 18-21 Tahun) di Stikes Bhakti Kencana Bandung Tahun 2016." DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN 8(1): 55-63.
17. WHO (2024). Laporan Pertemuan WHO Mengenai Konten Kesehatan Mental yang Mendukung Generasi Muda.