Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanralili Maros
Abstract
Stunting menjadi masalah kesehatan di dunia dan Indonesia. Indonesia masuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di Asia Tenggara. Masalah gizi di Indonesia sangat marak, terutama masalah gizi pada balita yang dapat menyebabkan stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek dari usianya, dengan nilai z-score TB/U kurang dari -2 SD. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tanralili Maros. Jenis penelitian yang digunakan bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian yaitu orang tua yang mempunyai balita yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tanralili Maros yang berjumlah 365 balita yang menderita stunting. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 78 balita. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan antropometri dimana dilakukan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise, dan pemeriksaan berat badan menggunakan timbangan. Hasil penelitian didapatkan dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan nilai p-value BBLR 0,001 < 0,05, ASI eksklusif nilai p-value 0,037< 0,05, dan pendapatan keluarga dengan nilai p-value 0,005< 0,05. Hal ini berarti ada hubungan BBLR, ASI eksklusif, dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tanralili Maros. Simpulan dari penelitian ada hubungan BBLR, ASI eksklusif, dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tanralili Maros. Maka diharapkan bagi petugas kesehatan untuk dapat menyelenggarakan promosi/edukasi tentang stunting dan dampak dari kejadian stunting pada balita sehingga orang tua dapat melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya stunting.